Dana Samisade Hitamkan Wilayah Desa Pangkaljaya Tahun 2023

Laporan : Ipay Raga Sukma ||

Progres pelaksanaan peningkatan jalan lingkungan antar wilayah Rt / Rw serta lingkar Desa Pangkaljaya, Kecamatan Nanggung,Kabupaten Bogor, semuanya menggunakan hotmix.

Total anggaran yang digunakan berasal dari dana, Samisade (Satu Milyar Satu Desa) tahun 2023, merupakan program unggulan membangun Infrastruktur di Kabupaten Bogor.

Taupik Sumarna, Kepala Desa (Kades) Pangkaljaya mengatakan, lebih banyak manfaatnya yang dirasakan masyarakat dari adanya pembangunan Infrastruktur Samisade.

"Salah satunya ini, peningkatan akses jalan semuanya telah include mulai dari akses pertanian, pendidikan dan yang lainnya. Selain itu juga memudahkan mobilisasi masyarakat serta mencegah terjadi kecelakaan dampak dari jalan yang rusak," katanya kepada wartawan di Ruangan Kerjanya, Selasa 05/09/23.

Menurut Dia, dana Samisadenya baru cair 60 persen, di tahap pertama senilai Rp. 600.000.000,- dari total anggaran yang diusulkan Rp. 1.000.000.000,-.

"Kegiatan pembangunannya di 3 lokasi yang berbeda, mayoritas peningkatan jalan yang berlokasi di RW 09 kampung Ciketug, Ciketug Tengah serta Ciketug Tonggoh RW 11 dan di wilayah RW 05 kegiatannya drainase dan hotmix jalan. RW 03 kegiatan pekerjaan peningkatan jalan hotmix, untuk total volume hotmix jaling dan lingkar desa totalnya 4.000 meter," ungkapnya.

Taupik Sumarna menjelaskan lebih detil, pelaksanaan proyek dari pembangunan infrastruktur yang sedang dijalankannya, dilanjutkan dengan anggaran dana Samisade tahap 2.

"Pada tahap pertama ini kita akan kejar sampai seratus persen dan dilanjutkan pada tahap 2 dana Samisade yang 40 persennya, sehingga bangunan serta dananya singkron seratus persen pada tahun 2023 ini," harapnya.

Dalam amanatnya Dia berpesan kepada masyarakatnya, untuk bersama-sama menjaga, merawat serta memanfaatkan hasil dari pembangunannya kelak.

"Saya berpesan terhadap masyarakat, agar setiap pembangunan yang sudah selesai, untuk di rawat bersama dan sama-sama ada rasa memiliki. Karena tidak mudah untuk membangun, banyak proses yang dilalui dan memakan anggaran yang besar," pungkas Taupik Sumarna.