-->
24 C
en

Guru SMAN 17, Diduga Melakukan Pungutan Liar Anggaran Tour Hingga Puluhan Juta dan Jual Buku LKS

Kabarrilis.com | Tangerang - Sepertinya program pemerintah tentang sekolah gratis hanya sekedar kata-kata, nyatanya banyak orang tua wali murid yang masih diberatkan oleh biaya yang tak terduga, seperti pembelian buku LKS hingga biaya study tour goes to kampus yang nilainya terkadang tak masuk akal. Selasa, 12/09/2023.

Sehingga tak jarang sekolah yang mengabaikan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No 2 tahun 2008 tentang Buku, pasal (11) melarang sekolah menjadi distributor atau pengecer buku kepada peserta didik.

Ragam dalih pun bermacam-macam dilakukan, salah satunya untuk menunjang kegiatan belajar mengajar, sebagai pendamping, atau referensi pengetahuan bagi anak didik. Hal ini terkadang menjadi pembenaran, tanpa mengindahkan peraturan yang sudah jelas melarangnya.

Dan berdasarkan Undang-undang melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 87 Tahun 2016 tentang Satuan Tugas Sapu Bersih Pungutan Liar (Satgas Saber Pungli) untuk menghindari terjadinya pungutan khususnya di Sekolah dengan dalih kegiatan-kegiatan yang tidak berhubungan dengan Program Pendidikan. 

Namun, Perpres tersebut sepertinya tidak berlaku bagi Sekolah-sekolah yang ada di Kabupaten Tangerang. Walaupun bertentangan dengan Perpres 87/2016, masih banyak Sekolah yang melakukan pungutan terhadap orang tua siswa dengan dalih acara jalan-jalan, study tour, kegiatan pengenalan karakter dan lain-lainnya.

Seperti yang terjadi di SMA Negeri 17 Kabupaten Tangerang ini, dimana setiap siswanya dianjurkan untuk membeli buku modul atau LKS.

Menurut informasi, harga yang ditawarkan sekolah kepada siswa senilai Rp. 12 Ribu per buku.

Tak hanya itu, ada yang membuat orang tua akan menggelengkan kepala mereka jika mendengarnya, bahwasanya siswa kelas 10 di sekolahan tersebut diharuskan menabung dengan nilai yang telah ditentukan, yaitu sebesar Rp. 2 juta 400 per siswa.

Alasannya, hal itu dilakukan demi terlaksananya program study tour goes to kampus ke luar daerah yang dananya dikumpulkan melalui wali kelas, jika dikalkulasi jumlahnya sangat mencengangkan, yaitu mencapai Ratusan Juta Rupiah.

Kendati terbilang tidak wajib, hal ini amat sangat disayangkan, karena pada dasarnya kegiatan seperti study tour bukanlah termasuk dalam kategori mata pelajaran wajib di sekolah, selain itu kegiatan macam ini dirasa juga kurang efisien dan hanya dapat membebani wali murid saja.

Karena tak sedikit peserta didik yang berasal dari keluarga yang kurang mampu dari segi ekonomi, meskipun terpaksa mereka tetap membayar segala macam bentuk pungutan apapun di sekolah, walau itu berat baginya.

Disini harusnya pihak sekolah punya kepekaan sosial, jangan sampai mempunyai program yang membebankan orang tua, jika memang program itu dirasa tidak terlalu dibutuhkan, alangkah baiknya digantikan dengan kegiatan sekolah lainya yang lebih efisien dan bermanfaat.

Saat dikonfirmasi, Kesiswaan SMAN 17, Winarno mengatakan bahwa mengenai dengan tour goes to kampus di sekolahnya dengan tujuan di kota-kota Jawa Tengah dan Jawa Timur tersebut itu memang benar adanya.

"Iya benar, kami pada bulan Juni kemarin melaksanakan tour goes to kampus untuk kelas 10 ke sejumlah kota besar di Jawa Tengah dan Jawa Timur selama Lima hari, bayarnya anak-anak dengan cara nabung melalui wali kelas mereka," ujarnya.

Sedangkan terkait dengan LKS, kata Winarno, itu memang ada, harganya Rp. 12 Ribu per buku, semuanya ada 5 buku, akan tetapi pihak sekolah tidak mewajibkannya, hanya saja ditujukan kepada siswa yang ingin membelinya.

"Mengenai study tour dan buku LKS, orang tua siswa sudah kami rapatkan melalui Komite, dan orang tua sebagian ada saja sih yang merasa keberatan, tapi kan kami juga tidak memaksakan," ucap Winarno saat diwawancarai oleh awak media di Lobi Sekolahan pada Selasa, 12/09/2023.

Sementara itu, salah seorang murid membeberkan bahwa pada bulan Juni yang lalu dirinya melaksanakan study tour dengan tujuan akhir Gunung Bromo Jawa Timur, dan membeli LKS dengan harga Rp.12 Ribu per buku.

"Sudah tour mah tiga hari, bayarnya dua juta empat ratus, kalau LKS dua belas ribu per bukunya," bebernya melalui pesan singkat. 12/09/2023.

Diduga keras study tour goes to kampus dan penjualan LKS ini hanya menjadi lahan bisnis untuk meraup keuntungan pribadi para oknum di sekolah.

Apapun alasannya, hal yang dilakukan oleh Dewan Guru SMAN 17 Kabupaten Tangerang ini tidak dapat dibenarkan.

Sampai berita ini diterbitkan, Dinas Pendidikan Provinsi Banten belum dikonfirmasi.

Pewarta : Muhtadin.
Older Posts
Newer Posts

Post a Comment